Jumat, 27 April 2012

JURUS SAKTI HADAPI KENAIKAN HARGA BBM




Harga Bahan Bakar Minyak bersubsidi memang tidak jadi naik pada 1 April 2012 lalu. Namun, berbagai komoditas sudah terlanjur merangkak naik. Naah Sekarang bagaimana seharusnya pelaku usaha mensiasatinya...??

Kenaikan Harga BBM ujung-ujungnya memang akan melambungkan harga-harga komoditi usaha, kenaikan harga BBM ini bakal melambungkan harga bahan baku, biaya produksi dan biaya pemasaran. Yaaa...kalaupun tidak menjadi komponen biaya produksi, BBM setidaknya menjadi faktor utama dalam pemasaran produknya. Karenanya, pelaku usaha harus menyiapkan strategi jitu agar kenaikan harga BBM tidak mengganggu kesehatan dan kelangsungan usahanya.

Bagi pelaku usaha, tingkat keuntungan yang bisa membiayai kebutuhan dan mempertahankan kesehatan usaha tidak bisa diperoleh dengan emnaikkan harga jual secara sembarangan. Penyesuaian harga baru yang tidak dilakukan dengan pertimbangan cermat bisa menurunkan ketahanan usahanya, bahkan bisa mendorong ke arah kebangkrutan.

SESUAIKAN DENGAN PERILAKU KONSUMEN KITA
Dalam menyusun harga baru guna menyesuaikan kenaikan harga bahan baku, biaya produksi dan biaya pemasaran setelah kenaikan harga BBM, pelaku usaha tidak cukup hanya berpegang pada mempertahakan tingkat keuntungan . Kita harus mempertimbangkan perilaku konsumen yang akan memberikan respon yang beragam dalam menghadapi setiap kenaikan harga barang kebutuhannya. Beragamnya respon itu sangat dipengaruhi oleh tingkat perekonomian mereka. Respon konsumen kelas bawah tentu berbeda dengan konsumen kelas menengah & atas. Oleh sebab itu, kita harus jeli dan teliti memahami perilaku konsumen kita. Dengan memahami perilaku mereka, kita akan bisa memilih kebijakan dalam menyusun harga jual (Baru) dengan cermat.

Konsumen kelas ekonomi bawah, yang kondisi ekonomi rumah tangganya pas pasan, bahkan cenderung kurang, memiliki karakter lebih mementingkan jumlah dan harga dalam mencukupi kebutuhan. Mereka menginginkan harga produk yang murah berat/volume besar. Kalau mereka menjadi target pasar produk kita, sangat riskan bila kita menaikkan harga jual. Mereka tentunya akan meninggalkan kita seiring dengan kita menaikkan harga jual produk kita. Karena itu, kebijakan yang mendekati kemampuan konsumen kelas atas ini adalah dengan harga jual yang tetap tetapi dengan menurunkan kualitas. Misalnya, dengan mengurangi kandungan bahan baku berharga mahal,atau bahkan melakukan substitusi atas bahan baku tersebut. Dengan cara ini, kita tetap bisa mempertahankan harga jual dan tingkat keuntungan.

Upaya diatas tentunya tidak bisa kita pilih bila konsumen kita tergolong kelas menengah keatas. Kelompok ini sudah memperhatikan kualitas, tetapi terkadang kemampuannya masih labil untuk membiayai kebutuhan dengan kualitas yang diinginkannya. Bila kelas ini merupakan target pasar produk kita, sebaiknya  kita menjaga harga jual dengan tidak mengurangi kualitas produk. Kita bisa mensiasatinya dengan mengurangi volume/ukuran produk atau mengurangi asesoris yang tidak mengakibatkan berkurangnya kualitas produk. Namun, langkah ini juga harus dikomunikasikan kepada konsumen. Tanpa mengkomunikasikan perubahan ini, bisa-bisa pasal penipuan akan dituduhkan konsumen kepada kita.

Naaah, terakhir..untuk melayani konsumen kelas atas yang memiliki kemampuan ekonomi yang mapan, menaikkan harga jual biasanya tidak mempengaruhi pola belanjanya. Konsumen kelas atas memiliki perilaku membeli yang berorientasi pada kualitas. Kemampuan ekonominya benar-benar mampu mencukupi kebutuhan kualitas tersebut. Karenanya, kita bisa melayani konsumen kelas atas ini dengan menaikkan harga tanpa enurunkan kualitas produk. Jika jualitas produk ini kita turunkan, besar kemungkinannya konsumen kalangan ini akan meninggalkan produk kita.

Dari apa yang telah Bebek Salto sampaikan diatas, maka untuk mempertahankan kesehatan dan kelanggengan usaha, sehubungan dengan kenaikan harga BBM nantinya, kita tidak bisa asal asalan menerapkan strategi. Suatu strategi tidak bisa dipergunakan untuk semua konsumen. Strategi yang kita terapkan haruslah sesuai dengan karakter atau perilaku konsumen yang menjadi target pasar produk kita.

Upaya lain yang harus kita tempuh bersamaan dengan penyesuaian harga jual, kualitas produk, adalah meningkatkan efisiensi usaha. Misalnya dengan cara berproduksi sesuai dengan kapasitas terpasang peralatan usaha kita. Jika tidak bisa, kita dapat menyewakan alat yang belum bekerja kepada pihak lain. Bahkan kalau perlu, menjual alat produksi yang tidak atau belum digunakan agar tidak membebani biaya operasional. Kalau peralatan usaha kita tidak efisien lagi karena sudah usang, kita bisa menggantinya dengan peralatan baru yang lebih efisien.
Menurunkan produksi produk "Gagal" dan meningkatkan produksi produk yang laku dijual juga bisa menjadi salah satu upaya meningkatkan efisiensi. Peningkatan produktifitas hasil, setiap satuan waktu, satuan tenaga kerja dan satuan bahan baku juga perlu terus diupayakan agar efisiensi usaha terus meningkat.


Special Thanks To :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar